dailydelawarenews.com – sebuah studi baru yang melibatkan NPR, FRONTLINE, dan First Street menemukan bahwa camp yang menjadi lokasi tragedi banjir Texas ini menghadapi ancaman lebih besar dari estimasi FEMA. Mereka menyebut setidaknya ada 17 bangunan, termasuk empat kabin anak-anak, yang berada di jalur banjir ekstrem menurut data mereka—jumlah ini jauh melebihi yang tertulis di peta resmi federal.
Studi tersebut juga membuat perbandingan dengan peta FEMA, di mana hanya sedikit struktur yang masuk zona berbahaya. Padahal First Street mengidentifikasi lebih banyak properti yang sejatinya terendam saat banjir. Di Camp Mystic, sembilan bangunan—termasuk gedung makan dan pusat kegiatan—berada di floodway, area paling berisiko saat sungai meluap.
Peta FEMA Kurang Responsif terhadap Perubahan Iklim
Selama puluhan tahun, FEMA hanya mengandalkan data banjir sungai besar dan badai pesisir. Data hujan deras dan banjir bandang malah kerap diabaikan, meski intensitas hujan meningkat drastis akibat perubahan iklim. Akibatnya, First Street menemukan data mereka menunjukkan jumlah penduduk yang tinggal di daerah rawan banjir dua kali lipat lebih banyak dibanding data FEMA.
Jeremy Porter dari First Street menyatakan, “Kalau risiko banjir tersembunyi, persiapan jadi minim dan nyawa bisa terancam.” Menurutnya, masyarakat dan pemerintah lokal sering tak menyadari risiko itu.
Dampak Kerugian dan Asuransi yang Minim
FEMA menggunakan peta risiko untuk mewajibkan rumah di zona rawan banjir dibangun lebih tinggi atau sesuai standar tertentu. Namun banyak rumah yang terdampak banjir ternyata berada di luar area itu. Saat Badai Helene melanda North Carolina, 98% rumah yang rusak tidak termasuk di peta banjir FEMA, sehingga klaim asuransi gagal diajukan dan konstruksi bangunan tidak terlindungi.
Porter menilai FEMA sadar akan masalah ini sejak lama namun belum punya wewenang atau dana untuk memperbarui peta. Ia menyebut politisasi isu ini menjadi penghalang perubahan.
Kepentingan Politik dan Pengembang Menunda Perubahan
Lebih dari itu, laporan gabungan dari NPR dan FRONTLINE mengungkap bahwa lobi pengembang perumahan ikut menghambat pembenahan peta banjir. Mereka berpendapat regulasi yang ketat akan menaikkan harga rumah, sehingga meminta penundaan pembaruan peta atau pelemahan regulasi.
Studi di Kerr County menunjukkan bahwa First Street mencatat 4.500 rumah di zona berbahaya, padahal peta FEMA hanya menunjukkan 2.560 rumah. Pemerintah setempat sudah mengeluarkan dua peraturan sejak 2020 untuk memperketat pembangunan di zona rawan.
Pentingnya Aksi Cepat dan Dana Libatkan Komunitas
Jim Blackburn dari Rice University menegaskan bahwa floodway adalah zona paling berbahaya, dan seharusnya dilarang untuk pembangunan. Namun di Texas, kesadaran terhadap floodplain masih dianggap rendah. Blackburn mengingatkan sikap “santai” terhadap regulasi ini justru membahayakan masyarakat.
Chad Berginnis dari Association of State Floodplain Managers menyatakan bahwa tertundanya dana federal untuk pembaruan peta banjir membuat pemerintah daerah kesulitan meningkatkan kesiapsiagaan. Ia berharap pemerintah segera mencairkan dana hibah agar proyek pemetaan bisa berjalan.
Kesimpulan
Temuan ini menunjukkan bahwa peta banjir FEMA saat ini belum mencerminkan risiko nyata akibat perubahan iklim. Banyak struktur—seperti yang ada di Camp Mystic—membutuhkan proteksi segera agar tidak jatuh korban lagi. dailydelawarenews.com mengajak pemerintah dan masyarakat untuk memprioritaskan pembaruan peta risiko banjir yang lebih akurat dan responsif terhadap ancaman masa kini.